Labels

Saturday, February 5, 2011

Cobalah Berguru pada Anak Kecil

Bismillah

Coba perhatikan anak kecil, saat ia menginginkan sesuatu. Ia akan melakukan berbagai usaha agar keinginannya tercapai. Misalnya, saat ia menginginkan mainan. Ia akan terus meminta pada orang tuanya, terus meminta hingga akhirnya orang tua pun luluh dan memberikan apa yang ia minta.

Pelajaran yang bisa kita ambil dari sini adalah mengenai kemauan dan kesungguhan.
Sebagai orang yang sudah dewasa, ada baiknya kita meniru sikap ini. Ya, berkemauan keras. Memerjuangkan apa yang kita inginkan. Melakukan usaha maksimal hingga dapat hasil yang terbaik.
Yakinlah kita bisa!

Allahu'alam
Alhamdulillah

Friday, February 4, 2011

Perhatian yang Egois

Bismillah

Tak bisa dipungkiri lagi bahwa setiap orang punya sisi egois. Terkadang kita tak sadar bahwa kita sedang egois, sebab yang kita tahu dan rasa bahwa kita sedang mencurahkan perhatian kita.

Setiap orang berhak menerima perhatian dari siapapun. Terkadang dengan keegoisan kita, kita tlah memportal perhatian itu. Kita anggap, tak perlu ada lagi yang memerhatikan orang yang kita beri perhatian lebih. 'Cukup dari ku saja'. Ya, itu yang tak jarang terlintas dalam benak kita. Padahal, hak setiap orang untuk diperhatikan dan memerhatikan.

Sungguh ini pernah terjadi pada saya. Hingga akhirnya ada seorang sahabat yang menyadarkan saya keegoisan saya ini. Seorang akhwat yang samasama masih belajar bersama saya.
Mulai saat ini, saya akan berusaha menghilangkan keegoisan saya ni.
Ya, saya ingin membebaskan hati ini. Hingga orang yang saya beri kebebasan pun merasakan ketenangan.

Thursday, February 3, 2011

Untitled

Hei, kau begitu berbeda sekarang!
Mungkin itu yang akan ku katakan saat bertemu dengannya nanti. Itu pun kalau aku berani menyapa, atau dia yang mau menyapa lebih dulu.

Kebingungan menghampiriku saat perubahan yang begitu drastis terjadi padanya. Rasanya aku baru mengenalnya kemarin, padahal beberapa semester sudah berlalu.
Dia adalah sosok yang pemalu, sampai sampai harus aku menyapa lebih dulu. Ya, ia sangat pemalu dan hanya bisa terbuka pada orang tertentu saja. Orang yang bisa membuat ia nyaman.
Aku sempat mengenalnya cukup dekat, atau mungkin sangat dekat. Tapi tak berlangsung lama. Karna ku sadar, antara aku dan dia nyaris mulai melanggar batasan. Batasan yang mungkin bagi sebagian orang itu lumrah, hal sepele, bahkan sudah umum dilakukan lintas gender.

>> to be continued

Tak usah malu tuk menangis

Bismillah

"Menangis hanya untuk mereka yang lemah, cengeng dan putus asa".
Dengan tegas, saya MENOLAK pernyataan tersebut.

Menangis itu manusiawi karna kita memang diberi hati yang bisa merasa. Sekuat apapun seseorang, setegar apapun ia, pastilah pernah menangis, paling tidak saat ia dilahirkan ke dunia ini.
Menangis itu ungkapan emosi yang memang tak bisa diekspresikan dengan hal lain. Hal yang perlu diingat adalah, menangis tidak selalu disebabkan oleh perasaan sedih, takut, kecewa, kesal, dan marah, tapi juga bisa dikarnakan haru, bahagia, merasa puas, karna telah meraih kesuksesan, dan masih banyak lagi.

Tak perlu malu untuk menangis karna kita berhak untuk itu.
Terkadang hal yang bisa menenangkan hati adalah dengan menangis karna saat air mata mengalir, saat itu pula hal yang membebani pikiran dan hati ikut keluar. Hingga akhirnya kita bisa berpikir lebih jernih.

Mungkin belum semua orang setuju dengan apa yang saya tulis ini. Yang pasti, inilah yang saya rasakan. Ada perasaan lega saat saya sudah menangis. Ada semangat baru untuk membuat hal yang lebih baik. Juga ada perasaan syukur karna masih bisa menangis.
Sesungguhnya hanya hati yang lembut yang bisa menangis.

Sebelum tulisan ini saya akhiri, ada fakta yang ingin saya ungkapkan. Secara medis, menangis dapat menyehatkan mata karna saat air mata keluar, kotoran di dalam mata pun ikut keluar.
Satu lagi, sesungguhnya mata yang sering menangis karna takut pada Allah swt akan dijauhkan dari api neraka

Allahu 'alam.
Alhamdulillah

Wednesday, February 2, 2011

Titik balik

Bismillah
Sempat saya bingung mengawali tulisan ini dgn apa. Tapi nampaknya yang paling tepat adalah hamdalah.
Ya, Alhamdulillahirabbil'alaamiin.
Puji syukur bagi Allah, akhirnya saya bisa menyadari kelalaian saya. Kelalaian atas hak ilmu.
Sangat disayangkan saat Allah memberi hidayah berupa ilmu tapi belum kita aplikasikan hal tersebut. Seperti saya yang pernah mengalaminya. Nyaris tiga semester semua itu terjadi. Astaghfirulloh.

Ya, kini saya sudah memutuskan untuk kembali pada ketaatan kembali. Saya tau ini tak mudah. Sebab tak ada jalan tanpa ujian. Saya sadar saya butuh sahabat untuk menguatkan, tapi sesungguhnya sahabat itu bukanlah untuk dicari melainkan harus dimunculkan dalam diri ini. Ya, saya harus menjadi sahabat untuk orang-orang. Menjaga mereka, mengingatkan mereka, menolong mereka, menguatkan mereka. Karna dengan begitu, saya pun akan bertemu dengan sahabat saya. Ya, saya yakin.
Sahabat seperjuangan.

Titik balik kehidupan sudah saya temukan. Hanya pada Alloh saya berharap dan memohon agar dapat istiqamah dan tegar.